![]() |
Oleh Agung Nursidik, S.Pd.I |
“ ASYIKNYA MENDIDIK ANAK “ menjadi tema penting pada kegiatan Seminar Parenting yang diadakan SDIT GEEL AKHLAQ Sabtu 7 Mei 2016 lalu. Acara yang di hadiri oleh sebagian orang tua / wali murid SDIT GAMEEL AKHLAQ tersebut juga di hadiri oleh professional psikolog Pak Hamidi dan Bu Dewi seorang guru di salah satu SDIT swasta di Jakarta.
Agung Nursidik,
S.Pd.I, CH, CHt, C.EH, CNNLP sebagai pembicara dan Kepala Sekolah SDIT GAMEEL
AKHLAQ sekaligus pemerhati pendidikan
anak mengatakan bahwa mendidik anak sebenarnya tidak sesulit yang kita duga
selama ini. Selagi kita ikhlas dan sabar dalam mendidik anak maka sebenarnya
akan terasa lebih mudah, menyenangkan dan tentunya mengasyikan. Mengapa
mendidik anak terasa menyenangkan dan mengasyikan?. Karena setelah kita tau
ilmunya tentang seni mendidik anak dengan cara belajar dan terus belajar maka
tentunya bekal untuk mendidik anak semakin banyak. Tentunya bukan hanya ilmu
dan seni mendidik anak saja, tapi yang paling penting adalah prakteknya.
Mendidik anak
bukan di mulai dari setelah anak lahir, bahkan jauh sebelum anak dilahirkan.
Mendidik anak ternyata harus dipersiapkan mulai dari calon Ayah dan Ibu.
Maksudnya adalah bekal mendidik anak harus dimiliki oleh semua orang bahkan
jauh sebelum ia menikah. Karena dengan seperti itu akan banyak persiapan yang
akan didapatkan dalam membina rumah tangga dan mendidik keturunan menjadi
generasi Robbani.
Agung juga
mengatakan bahwa anak kita diibaratkan seperti sebuah kertas putih, bersih dan
belum ternoda, yang di dalamnya kita ingin menuliskan atau menorehkan apa
saja terhadap kertas itu. Jika yang kita torehkan adalah kebaikan maka anak kita
akan menjadi orang baik, soleh, cerdas dan unggul. Begitu juga sebaliknya. Sebagaimana
dalam hadist Rasulullah
“Setiap
anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang
membuatnya menjadi seorang Yahudi, Nasrani, maupun Majusi… ( HR. Muslim)
Orang tua juga
harus mengetahui betul tentang kedahsyatan dunia anak. Usia 0 – 5 tahun adalah usia emas anak – anak
kita, masa – masa inilah anak – anak kita belum memiliki critical area atau
belum memiliki alam pikiran yang dapat menyaring atau menyensor segala informasi yang masuk ke alam pikirannya.
Sehingga orang tua harus bisa memanfaatkan pendidikan yang baik pada masa ini,
yaitu dengan perkataan yang baik, tauladan yang baik dan yang paling penting
adalah lingkungan yang terbaik. Di usia ini anak – anak kita mampu menyerap
kurang lebih 900 kata perhari, maka dari itu lingkungan yang baik sangat
mempengaruhinya. Di usia tersebut juga, anak – anak memiliki rasa keingin
tahuan yang lebih banyak. Sehingga perlunya orang tua dapat menjelaskan setiap
pertanyaan dengan baik dan jelas sehingga informasi yang akan diterima oleh
anak lebih sempurnya.
Agung juga
menjelaskan bahwa orang tua harus tau betul proses pembentukan CITRA DIRI pada
seorang anak. Citra diri adalah gambaran tentang siapakah diri kita menurut
pendapat kita sendiri. Pembentukan KONSEP CITRA DIRI PADA ANAK di bagi
berdasarkan tempat atau lingkungannya menjadi tiga yaitu :
1. Lingkungan Keluarga :
Pembentukan citra diri di lingkungan keluarga di pengaruhi oleh orang tuanya,
kekuatan emosinya dan kondisi lingkungan rumah itu sendiri dan repetisi atau
kebiasaan yang ditanamkan di rumah.
2. Lingkungan Sekolah :
Pembentukan citra diri di sekolah dipengaruhi oleh siapapun yang menjadi
otoritas dirinya di sekolah seperti guru, teman dan lain – lain, kekuatan
emosinya, lingkungan sekolah, dan repetisi atau kebiasaan yang di tanamkan di
sekolah
Menanamkan Citra Diri dilakukan dengan
cara :
- Self Ideal : Memperkenalkan nilai " kebaikan dan norma pada anak, sehingga anak mengerti baik dan buruk akan sesuatu yang akan dilakukannya. Banyak mengajak cerita dengan memperlihatkan contoh yang nyata. Matchingkan dengan hobi, bakat dan cita – cita yang dia inginkan
- Self Image : Cara orangtua membantu anak dalam menumbuhkan self image itu sangatlah mudah. Saat anak dalam situasi tertentu. Misal sebel sama gurunya. Tanyakan kenapa? Tanyakan apa yang akan dilakukannya. Jika sudah positif berarti no problem. Jika yang dilakukan negatif, berikan gambaran akibatnya
- Self Esteem : Self esteem adalah point bagaimana anak menyukai dirinya sendiri. Semakin dia menyukai dirinya maka akan semakin baik dalam bertindak.
Semoga Bermanfaat
SDIT GAMEEL AKHLAQ
TAMAN AL-QUR’AN DAN SAINS