Oleh : Hafidz Muhazir, M.Pd
Jihad ilmiy jika dilaksanakan dengan
kesungguhan ternyata bisa menghadapkan kita dengan berbagai keperihan dan
kepayahan, sebagaimana dicontohkan oleh generasi awal Islam yg jauh dari
keseharian kita atau bahkan tdk masuk logika
Tercatat 35 ulama besar yg
merelakan utk kehilangan nikmat biologis dan kasih sayang keluarga untuk tidak
menikah demi maslahat ummat sebut saja Imam nawawi dan imam ibnu Taimiyah
(al-Ulama al-Uzzab Alladzina Atsarul Ilma Ala Zawaj)
Syekh Abul Ala al-Hamdani yg melakukan
perjalanan rihlah ke baghdad yg jaraknya 150 km dg membawa buku - buku
dipunggung dan syekh Umar ar-Rawwas yang dalam perjalananya menuntut ilmu harus
rela kehilangan jarinya yg beku karena dinginya salju karena saat itu tidak ada
yang bisa untuk mengahangatkan tubuh ( Tadzkiratul Huffadz 4/1238)
Syaikh Abdurrahman al-marwaziy terpaksa
harus minum air kencingnya sendiri untuk mempertahankan hidup karena
kehabisasan bekal, begitu juga syekh Muhammad bin abi hatim ketika rihlah untuk
menimba ilmu dari syekh Adam bin abi Iyas terpaksa memakan rumput ilalang
(Thabaqatul Kubra, as-Subki 2/227)
Al-hafidz Muhammad bin Thahir
al-maqdisiy menceritakan kesakitanya yang smpai kencing darah 2X di bahdad dan
Mekkah dalam perjalanan mencari ilmu krn brjalan tanpa alas kaki diatas gurun
yg panas dengan buku – buku diatas
punggung (Tadzkiratul huffadz, ibid 1243)
"mereka yg bersungguh -
sungguh berjuang dijalan Kami, akan Kami tunjukan jalan - jalan kemudahan"
(Al-Ankabuut: 69)
Demikianlah kepayahan dan kesusahan yg dilalui Murobbi awal untuk kita teladani. pertanyaan yang harus diajukan kita sebagai kader dakwah penerus tongkat mereka adalah:
aina nahnu min ha'ula'i ( dimana posisi kita dibandingkan mereka) ? Hayya alal jihad al-ilmiy
Demikianlah kepayahan dan kesusahan yg dilalui Murobbi awal untuk kita teladani. pertanyaan yang harus diajukan kita sebagai kader dakwah penerus tongkat mereka adalah:
aina nahnu min ha'ula'i ( dimana posisi kita dibandingkan mereka) ? Hayya alal jihad al-ilmiy
abu Misy'al dikutip dari Tafsir
Tazkiyah karya KH Attabik Luthfi